Minggu, 06 November 2016

Eclipse to Android Studio

Bermigrasi dari Eclipse To Android Studio


Memigrasikan proyek Anda ke Android Studio membutuhkan adaptasi pada struktur proyek yang baru, sistem versi, dan fungsionalitas IDE. Untuk menyederhanakan proses migrasi, Android Studio menyediakan alat impor agar Anda dapat dengan cepat memindahkan kode saat ini ke dalam proyek Android Studio dan file versi berbasis Gradle.

Dasar-Dasar Android Studio

Berikut beberapa perbedaan kunci yang harus Anda ketahui saat menyiapkan migrasi ke Android Studio.

Organisasi proyek dan modul

Android Studio didasarkan pada IntelliJ IDEA IDE. Agar tidak asing lagi dengan dasar-dasar IDE, seperti navigasi, pelengkapan kode, dan pintasan keyboard, lihat Mengenal AndroidStudio.

Android Studio tidak menggunakan workspace, sehingga proyek berbeda terbuka dalam jendela Android Studio terpisah. Android Studio menata kode ke dalam proyek-proyek yang berisi segala hal yang mendefinisikan aplikasi Android Anda, mulai dari kode sumber aplikasi, sampai konfigurasi versi dan kode pengujian. Masing-masing proyek berisi satu atau beberapa modul, yang memungkinkan Anda membagi-bagi proyek ke dalam unit fungsionalitas berbeda. Modul bisa dibuat secara independen, diuji, dan di-debug.

Untuk mendapatkan informasi selengkapnya tentang proyek dan modul Android Studio, lihat Ringkasan Proyek.

Sistem versi berbasis Gradle

Sistem versi Android Studio didasarkan pada Gradle dan menggunakan file konfigurasi versi yang tertulis dalam sintaks Groovy agar mudah diperluas dan disesuaikan.

Dependensi

Dependensi perpustakaan di Android Studio menggunakan deklarasi dependensi Gradle dan dependensi Maven untuk sumber setempat yang populer dan perpustakaan biner dengan koordinat Maven. Untuk informasi.

Kode pengujian

Dengan Eclipse ADT, pengujian instrumentasi ditulis dalam proyek terpisah dan diintegrasikan melalui elemen <instrumentation> dalam file manifes Anda. Android Studio menyediakan direktori androidTest/ dalam set sumber utama proyek Anda agar Anda dapat menambahkan dan mengelola dengan mudah kode pengujian instrumentasi di dalam tampilan proyek yang sama. Android Studio juga menyediakan direktori test/ dalam set sumber utama proyek Anda untuk pengujian JVM lokal.

Prasyarat Migrasi

Sebelum memigrasikan aplikasi Anda ke Android Studio, tinjaulah langkah-langkah berikut untuk memastikan proyek Anda siap untuk dikonversikan, dan verifikasikan bahwa Anda memiliki konfigurasi alat yang Anda butuhkan di Android Studio.


Dalam Eclipse ADT:


  • Pastikan bahwa direktori akar Eclipse ADT berisi file AndroidManifest.xml. Selain itu, direktori akar harus berisi file .project maupun .classpath dari Eclipse atau direktori res/ dan src/.
  • Buat proyek Anda untuk memastikan workspace terakhir Anda pembaruan proyek tersimpan dan disertakan dalam impor.
  • Komentari setiap rujukan ke file perpustakaan workspace Eclipse ADT di file project.properties atau.classpath untuk diimpor. Anda bisa menambahkan rujukan ini dalam file build.gradle setelah mengimpor. Untuk informasi selengkapnya, lihat Mengonfigurasi Versi.
  • Mungkin ada gunanya untuk merekam direktori workspace, variabel jalur, dan setiap peta jalur sebenarnya yang bisa dipakai untuk menetapkan setiap jalur relatif yang tidak terselesaikan, variabel jalur, dan referensi sumber daya tertaut. Android Studio memungkinkan Anda untuk menentukan secara manual setiap jalur yang tidak terselesaikan selama proses impor.

Dalam Android Studio:


  • Jika Anda tidak memilikinya, unduhAndroid Studio. Jika Anda sudah memiliki Android Studio, verifikasikan bahwa Android Studio adalah rilis stabil terakhir dengan mengeklik Help > Check for Updates (pada Mac, Android Studio > Check for Updates).
  • Oleh karena Android Studio tidak memigrasikan plugin Eclipse ADT pihak ketiga mana pun, catat setiap plugin pihak ketiga yang Anda gunakan di Eclipse. Anda bisa memeriksa fitur tambahan di Android Studio atau menelusuri plugin yang kompatibel di Penyimpanan Plugin IntelliJ Android Studio. Gunakan opsi menu File > Settings > Plugins untuk mengelola plugin di Android Studio.
  • Jika Anda berencana menjalankan Android Studio di balik firewall, pastikan untuk mengatur setelan proxy untuk Android Studio dan SDK Manager. Akan tetapi, Android Studio membutuhkan koneksi internet untuk sinkronisasi Wizard Persiapan, akses perpustakaan pihak ke-3, akses ke penyimpanan jarak jauh, Inisialisasi dan sinkronisasi Gradle, dan pembaruan versi Android Studio. Untuk informasi selengkapnya, lihat SetelanProxy.


Mengimpor Proyek ke Android Studio

Anda harus memutuskan cara mengimpor proyek Eclipse ADT saat ini bergantung pada struktur mereka:


  • Jika Anda memiliki lebih dari satu proyek yang terkait dengan workspace yang sama di Eclipse ADT, mengimpor proyek pertama sebagai proyek, kemudian tambahkan proyek terkait berikutnya sebagai modul di dalam proyek tersebut.
  • Jika proyek Eclipse ADT Anda menggunakan dependensi yang sama di dalam workspace yang sama namun tidak terkait apa pun dengan yang lainnya, impor masing-masing proyek Eclipse ADT secara manual ke dalam Android Studio sebagai proyek terpisah. Android Studio memelihara dependensi yang sama di seluruh proyek yang baru dibuat sebagai bagian dari proses impor.


Impor sebagai Proyek:


  1. Mulailah Android Studio dan tutup setiap proyek Android Studio yang terbuka.
  2. Dari menu Android Studio klik File > New > Import Project. Atau, dari layar Pembuka, klk Import project (Eclipse ADT, Gradle, dsb.).
  3. Pilih folder proyek Eclipse ADT dengan file AndroidManifest.xml dan klik Ok
  4. Pilih folder tujuan dan klik Next.
  5. Pilih opsi impor dan klik Finish.
  6. Proses impor meminta Anda untuk memindahkan perpustakaan dan dependensi proyek ke Android Studio, dan tambahkan deklarasi dependensi ke file build.gradle. Lihat Membuat Perpustakaan Android untuk informasi selengkapnya tentang proses ini.


Proses impor juga menggantikan setiap perpustakaan sumber yang terkenal, perpustakaan biner, dan file JAR yang telah mengetahui koordinat Maven dengan dependensi Maven, sehingga Anda tidak lagi perlu memelihara dependensi ini secara manual. Opsi impor juga memungkinkan Anda untuk memasukkan direktori workspace Anda dan setiap peta jalur sebenarnya untuk menangani jalur relatif, variabel jalur, dan referensi sumber daya tertaut yang belum teratasi.

Android Studio mengimpor aplikasi dan menampilkan rangkuman impor proyek. Tinjaulah rangkuman untuk perincian tentang restrukturisasi proyek dan proses impor.

Setelah mengimpor proyek dari Eclipse ADT ke dalam Android Studio, masing-masing folder modul aplikasi di Android Studio berisi set sumber lengkap untuk modul itu, termasuk direktori src/main/ dan src/androidTest/, sumber daya, file versi, dan manifes Android. Sebelum memulai pengembangan aplikasi, Anda harus menyelesaikan setiap masalah yang ditunjukkan dalam rangkuman impor proyek untuk memastikan bahwa proyek restrukturisasi dan proses impor diselesaikan sebaik-baiknya.

Impor sebagai Modul:


  1. Mulai Android Studio dan buka proyek yang ingin Anda tambahkan modulnya.
  2. Dari menu Android Studio, klik File > New > Import Module.
  3. Pilih folder proyek Eclipse ADT dengan file AndroidManifest.xml dan klik Ok.
  4. Jika diinginkan, ubah nama modulnya , dan klik Next.
  5. Proses impor meminta Anda untuk memindahkan perpustakaan dan dependensi proyek ke Android Studio, dan tambahkan deklarasi dependensi ke file build.gradle. Untuk informasi selengkapnya tentang memigrasikan perpustakaan dan dependensi proyek, lihat Membuat PerpustakaanAndroid. Proses impor juga menggantikan setiap perpustakaan sumber yang terkenal, perpustakaan biner, dan file JAR yang telah mengetahui koordinat Maven dengan dependensi Maven, sehingga Anda tidak lagi perlu memelihara dependensi ini secara manual. Opsi impor juga memungkinkan Anda untuk memasukkan direktori workspace Anda dan setiap peta jalur sebenarnya untuk menangani jalur relatif, variabel jalur, dan referensi sumber daya tertaut yang belum teratasi.
  6. Klik Finish.

Memvalidasi proyek yang diimpor

Setelah menyelesaikan proses impor, gunakan Versi Android Studio dan menu Run pilihan untuk membuat proyek Anda dan memverifikasi keluarannya. Jika proyek Anda tidak dibuat dengan benar, periksa setelan berikut:

  • Verifikasikan versi alat yang terpasang cocok dengan setelan untuk proyek Eclipse dengan membuka SDK Manager (klik tombol Android SDK Manager di Android Studio atau Tools > Android > SDK Manager). Android Studio mewarisi SDK Manager dan setelan JDK dari proyek Eclipse yang Anda impor.
  • Untuk memverifikasi Setelan Android Studio, klik File > Project Structure lalu periksa yang berikut:
  • Pada SDK Location verifikasikan Android Studio memiliki akses ke lokasi dan versi SDK, NDK, dan JDK yang benar.
  • Pada Project verifikasikan versi Gradle, versi Plugin Android, dan penyimpanan terkait.
  • Pada Modules verifikasikan aplikasi dan setelan modul, seperti konfigurasi penandatanganan dan dependensi perpustakaan.
  • Jika proyek Anda bergantung pada proyek lain, pastikan bahwa dependensi itu didefinisikan dengan benar dalam file build.gradle di folder modul aplikasi. Untuk informasi selengkapnya tentang mendefinisikan dependensi, lihat Mengonfigurasikan Varian Versi.
Apabila masih ada masalah yang tidak diharapkan saat membuat dan menjalankan proyek dalam Android Studio setelah setelan ini diperiksa, pertimbangkan untuk mengubah proyek Eclipse ADT dan memulai kembali proses impor.
Catatan: Mengimpor proyek Eclipse ADT ke Android Studio akan membuat proyek Android Studio baru dan tidak berdampak pada proyek Eclipse ADT saat ini.

Langkah Berikutnya

Bergantung pada proyek dan alur kerja, Anda dapat membaca selengkapnya tentang menggunakan kontrol versi, mengelola dependensi, menandatangani dan memaketkan aplikasi, atau mengonfigurasikan dan memperbarui Android Studio. Untuk memulai penggunaan Android Studio, bacalah Mengenal Android Studio.

Mengonfigurasi Kontrol Versi

Android Studio mendukung berbagai versi sistem kontrol, termasuk Git, GitHub, CVS, Mercurial, Subversion, dan Penyimpanan Google Cloud Source.

Setelah mengimpor aplikasi Anda ke dalam Android Studio, gunakan opsi menu Android Studio VCS untuk mengaktifkan dukungan VCS bagi sistem kontrol versi yang diinginkan, membuat penyimpanan, mengimpor file baru ke dalam kontrol versi, dan melakukan pengoperasian kontrol versi lainnya:

  1. Dari menu Android Studio VCS, klik Enable Version Control Integration.
  2. Pilih sistem kontrol versi untuk mengaitkan dengan akar proyek dari menu tarik-turun, lalu klik OK. Menu VCS sekarang menampilkan sejumlah opsi kontrol versi berdasarkan sistem yang Anda pilih.
Catatan: Anda juga bisa menggunakan opsi menu File > Settings > Version Control untuk menyiapkan dan mengubah setelan kontrol versi.
Untuk mendapatkan informasi selengkapnya tentang bekerja dengan Kontrol Versi, lihat Rujukan Kontrol Versi IntelliJ.

Android Support Repository dan Google Play Services Repository

Sementara Eclipse ADT memakai Android Support Library dan Google Play services Library, Android Studio menggantikan perpustakaan-perpustakaan ini selama proses impor dengan Android Support Repository dan Google Repository untuk memelihara fungsi yang kompatibel dan mendukung fitur-fitur Android yang baru. Android Studio menambahkan dependensi ini sebagai dependensi Maven memakai koordinat Maven yang diketahui, sehingga dependensi ini tidak memerlukan pembaruan manual.

Dalam Eclipse, untuk menggunakan Support Library, Anda harus memodifikasi dependensi classpath proyek Anda di dalam lingkungan pengembangan bagi setiap Support Library yang ingin Anda gunakan. Dalam Android Studio, Anda tidak lagi harus menyalin sumber perpustakaan ke dalam proyek Anda sendiri, Anda hanya harus mendeklarasikan dependensi dan perpustakaan secara otomatis diunduh dan digabungkan ke dalam proyek. Ini mencakup penggabungan otomatis sumber daya, entri manifes, aturan pengecualian ProGuard, dan aturan lint khusus saat waktu pembuatan. Untuk informasi selengkapnya tentang dependensi, lihat Mengonfigurasi Varian Versi.

Penandatanganan Aplikasi

Jika aplikasi Anda menggunakan sertifikat debug dalam Eclipse ADT, Android Studio akan terus merujuk ke sertifikasi itu. Sebaliknya, konfigurasi debug akan menggunakan keystore yang dihasilkan oleh Android Studio, dengan kata sandi yang dikenal dan kunci default dengan kata sandi yang dikenal yang berada di $HOME/.android/debug.keystore. Jenis versi debug diatur untuk memakai konfigurasi debug ini secara otomatis ketika Anda menjalankan atau men-debug proyek dari Android Studio.

Saat membuat aplikasi untuk dirilis, Android Studio menerapkan sertifikat rilis ini yang digunakan di Eclipse ADT. Jika tidak ada sertifikat rilis yang ditemukan selama proses impor, tambahkan konfigurasi penandatanganan rilis ke file build.gradle atau pakai opsi menu Build > Generate Signed APK untuk membuka Generate Signed APK Wizard. Untuk informasi selengkapnya tentang penandatanganan aplikasi, lihat MenandatanganiAplikasi Anda.

Menyesuaikan Ukuran Heap Maksimum Android Studio

Secara default, Android Studio memiliki ukuran heap maksimum 1280 MB. Jika Anda mengerjakan proyek besar, atau sistem Anda memiliki banyak RAM, Anda bisa meningkatkan kinerja dengan meningkatkan ukuran heap maksimum dalam opsi VM bagi Android Studio.

Untuk informasi selengkapnya tentang mengonfigurasikan setelan Android Studio, lihat Mengonfigurasikan Android Studio.

Pembaruan Perangkat Lunak

Android Studio diperbarui secara terpisah dari plugin Gradle, alat versi, dan alat SDK. Anda bisa menentukan versi yang ingin Anda gunakan dengan Android Studio.

Secara default, Android Studio menyediakan pembaruan otomatis kapan saja versi stabil yang baru dirilis, namun Anda bisa memilih pembaruan lebih sering dan juga menerima versi pratinjau atau beta.


Untuk informasi selengkapnya tentang memperbarui Android Studio dan menggunakan versi pratinjau dan beta , lihatTetap Terbaru

Sumber Posringan Android Studio
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Follower Social Media

Translate

Pengikut